
Tiap musim sekali melalui perayaan Idul Adha, umat muslim yang mampu untuk berkorban dengan bentuk pengorbanan hewan, baik itu sapi maupun kambing.
Syariat berkurban ini mulanya adalah perintah Allah SWT kepada hambanya, Nabi Ibrahim AS, yang sampai sekarang terus menjadi tradisi bagi umat Islam sebagai salah satu bentuk ketaatan terhadap perintah Allah dan nabinya Ibrahim alaihisallam .
"Jangankan harta, anak pun akan kukorbankan kalau itu perintah Allah," demikianlah kalimat kalimat yang diucapkan Nabi Ibrahim AS saat ditanya oleh umatnya.
Lantas, apakah kita yang memiliki kemampuan materi sudah mengeluarkan sedikit dari harta kita untuk berkurban?
Semoga kisah ini bisa memberi kita pengertian tentang manfaat dan isu berkurban
Dilansir dari muslimahcorner, kisah ini dituturkan oleh seorang penjual hewan kurban.
Ia tak dapat menahan tangis saat mengetahui siapa sebenarnya orang yang membeli surga kambing darinya pada suatu hari.
Ketika Anda membaca kisah ini dengan hati, Anda pun dijamin tak kuasa menahan air mata
---
Inilah penuturan kisahnya:
Idul adha kian dekat [1945007]
Semakin banyak orang yang sedang tumbuh stan hewan kurbanku.
Sebagian hanya melihat-lihat, sebagian lagi menawar dan alhamdulillah tidak sedikit yang tertinggi membeli
Aku menyukai bisnis ini, hewan kurban dan Allah memberiku rezeki halal dari keuntungan penjualan
---
Suatu hari, datanglah seorang ibu ke stanku.
Ia suka baju yang sangat sederhana, kalau tidak boleh dibilang agak kumal.
Dalam hati aku menyangka ibu ini hanya akan melihat-lihat saja.
Aku suka dia orang yang mampu berkurban.
Meski demikian, sebagai pedagang yang baik aku harus tetap melayaninya.
[1945906] "Tolong bu, ada yang bisa saya bantu?" [1945906] "Kalau kambing itu harganya berapa, pak?" tanyanya sambil menunjuk cita kambing yang paling murah ."Itu 700 ribu bu," tentu saja harga itu bukan tahun ini.
Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu.
[1945906] "Harga pasnya berapa?"wah, ternyata ibu itu nawar juga.
[1945906] "Bolehlah 600 ribu, bu. [1945906] Itu untungnya sangat tipis. [1945907] Buat ibu, bolehlah kalau ibu mau. "" Tapi, uang saya cuma 500 ribu, pak Boleh? " kata ibu itu dengan penuh keinginan
Keyakinanku mulai berubah.
Ibu ini benar-benar serius mau berkurban.
Mungkin hanya menampilkan saja yang sederhana tapi sejatinya ia orang miskin.
Nyatanya ia mampu berkurban.
[1945906] "Baiklah, Bu. Belum mendapat untung, semoga ini barakah," jawabku setelah agak lama berpikir.Bagaimana tidak, 500 ribu itu berarti sama dengan harga beli.
Tapi melihat ibu itu, aku tidak tega menolaknya.
Aku terperanjat.
Rumah ibu ini lebih dari sebuah gubuk berlantai tanah.
Ukurannya kecil, dan di dalamnya tidak ada perabot mewah.
kursi, meja, barang barang elektronik, dan kasur pun tak ada
Hanya ada dipan beralas tikar yang kini terbantai seorang nenek di atasnya.
Rupanya nenek itu adalah ibu dari wanita yang membeli kambing tadi.
Mereka tinggal bertiga dengan seorang anak kecil yang tak lain adalah cucu nenek tersebut.
Tubuh yang menyewakannya sambil sambil menengadahkan tangan.
[1945906] "Alhamdulillah akhirnya kesampaian juga Emak berkurban Terima kasih ya Allah." [1945906] "Ini uangnya Pak Maaf ya kalau saya nawarnya terlalu murah, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk membeli kambing buat kurban atas nama Emak, " kata Bu Sumi.Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa dalam hati.
[1945906] "Ya Allah. Ampuni dosa hamba, hamba malu penuh dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta yang kaya imannya sangat luar biasa". [1945906] "Pak, ini ongkos kendaraannya." panggil ibu itu."Sudah bu, biar ongkos kendaraannya saya yang bayar", jawabku sambil cepat cepat berpamitan, sebelum Bu Sumi tahu kalau mata ini sudah basah karena karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya.
https://blogcerpen-online.blogspot.com/